KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah hasil riset study pustaka ini dapat
terselesaikan.
Laporan pengamatan ini kami susun untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada
kami dalam rangka meningkatkan pemahaman mengenai Pembagian Zaman Praaksara
khususnya berdasarkan Ilmu Geologi dan Arkeologi.
Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada Ummi Baiq Zurriyatun Sholihah
selaku guru bidang studi sejarah yang telah memberikan bimbingan dan saran yang
berharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik
Kami menyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih
mengalami kekurangan baik dari segi isi maupun penyusunannya. Maka dari itu,
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan
kami selanjutnya.
Demikian laporan singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiiiinnnn. .
. .
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
·
Latar belakang
Bab II Pembahasan
·
Tradisi masyarakat
sebelum mengenal tulisan
·
Jejak-jejak Sejarah Masyarakat Indonesia sebelum Mengenal
Tulisan
Bab III
Penutup
·
Kesimpulan
Daftar
pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar belakang
Masa Praaksara ialah suatu masa dimana
mayoritas masyarakat belum mengenal tulisan, serta dalam pengungkapan sejarah
nya masih secara lisan. Ciri-ciri daripada masa ini ialah, belum mengenal
tulisan, pengungkapan sejarah dilakukan secara lisan, dan Masa Praaksara sering
disebut sebagai tradisi lisan.
Dan Masa Praaksara ini sering
dikatakan mendahului tradisi tulis/ Masa Aksara. Jejak sejarah dalam tradisi
lisan/ Masa Praaksara dapat diikuti dalam sumber-sumber sejarah yaitu
sbb, Folkor, Mitos, Legenda, Upacara-upacara Adat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tradisi Masyarakat
Sebelum Mengenal Tulisan
Dilakukan
melalui tradisi lisan, dimana pengertian tradisi lisan itu sendiri adalah
sebagai berikut.
- Tradisi
lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat istiadat,
menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari
seseorang kepada orang lain.
- Tradisi
lisan dapat juga diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu generasi ke
generasi yang lain,dst.
- Menurut
Kuntowijoyo,tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa lampau
masyarakat manusia.
Tradisi
sejarah masyarakat sebelum menggenal tulisan merupakan tradisi dalam mewariskan
pengalaman masa lalu serta pengalaman hidup sehari-hari yang terkait dengan
adat istiadat, kepercayaan, nilai moral pada generasi mereka sendiri dan
generasi yang akan datang melalui tradisi lisan, peringatan-peringatan berupa
bangunan serta alat hidup sehari-hari. Tradisi lisan mengandung
kejadian-kejadian sejarah, nilai-nilai moral, keagamaan, adat istiadat, cerita
khayalan, peribahasa, lagu dan mantra, serta petuah leluhur.
Tradisi
lisan ada sejak manusia memiliki kemampuan berkomunikasi meskipun belum
mengenal tulisan tetapi mereka telah mampu merekam pengalaman masa lalunya.
Sebagai
contoh tradisi lisan:
· Aktivitas
bercocok tanam sampai sekarang masih ada karena diwariskan secara bertahap dan
turun temurun dari nenek moyang kita kepada generasi selanjutnya.
· Aktivitas
membuat gerabah yang mulai dikenal pada masa bercocok tanam yang semakin
berkembang, Bagaimana cara mereka mewariskan keahliannya?
B. Cara Masyarakat Zaman Pra
Aksara Mewariskan Masa Lalunya
Proses
pewarisan kebudayaan pada masyarakat yang eblum mengenal tulisan dilakukan
melalui keluarga dan masyarakat atau orang lain disekitarnya.
a. Keluarga
Penggenalan
dilakukan dari hal-hal sederhana yang mudah dipahami seperti:
· aspek-aspek
material (benda buatan manusia yang dapat diraba dan dilihat)
· hingga
proses pengenalan yang lebih rumit yaitu kebudayaan non material (kepercayaan,
nilai, norma, dan bahasa).
Pewarisan
tersebut dilakukan dengan cara sosialisasi adat istiadat/kebiasaan baik secara:
- langsung
(secara lisan diberitahukan mengenai tradisi dan adat istiadat yang berlaku)
- tidak
langsung (dengan memberi contoh dalam hal perilaku sehari-hari).
- Selain
disampaiakan secara lisan, juga dilakukan melalui cerita atau dongeng (sebab
dalam dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai nilai-nilai atau sesuatu yang
dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu yang dipandang tidak
boleh dilakukan.
b. Masyarakat
Masyarakat
merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya, wilayah identitas,
dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang terstruktur.
Masyarakat
mewariskan masa lalunya melalui:
- Tradisi
dan adat istiadat (nilai,norma yang mengatur perilaku dan hubungan antar
individu dalam kelompok).
Adat
istiadat yang berkembang di suatu masyarakat harus dipatuhi oleh anggota
masyarakat di daerah tersebut. Adat istiadat sebagai sarana mewariskan masa
lalu terkadang yang disampaikan tidak sama persis dengan yang terjadi di masa
lalu tetapi mengalami berbagai perubahan sesuai perkembangan zaman. Masa lalu
sebagai dasar untuk terus dikembangkan dan diperbaharui.
- Nasihat
dari para leluhur, dilestarikan dengan cara menjaga nasihat tersebut melalui
ingatan kolektif anggota masyarakat dan kemudian disampaikan secara lisan turun
temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
- Peranan
orang yang dituakan (pemimpin kelompok yang memiliki kemampuan lebih dalam
menaklukkan alam) dalam masyarakat.
Contoh:
Adanya
keyakinan bahwa roh-roh harus dijaga, disembah, dan diberikan apa yang disukainya
dalam bentuk sesaji.
Pemimpin
kelompok menyampaikan secar lisan sebuah ajaran yang harus ditaati oleh anggota
kelompoknya.
- Membuat
suatu peringgatan kepada semua anggota kelompok masyarakat berupa lukisan serta
perkakas sebagai alat bantu hidup serta bangunan tugu atau makam. Semuanya itu
dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya dengan melihatnya.
Benda-benda
(kapak lonjong) dan berbagai peninggalan manusia purba dapat menggambarkan
keadaan zaman masyarakat penggunanya.
-
Kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang dapat termasuk sejarah
lisan sebab meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan bangunan yang mereka
buat.
Menhir
(tugu batu), merupakan tugu peringgatan bagi generasi yang akan datang behwa di
tugu tersebut terdapat arwah nenek moyang yang harus disembah.
C. Jejak-jejak Sejarah Masyarakat Indonesia
sebelum Mengenal Tulisan
Folklor,
Mitologi, Legenda, Upacara, dan Lagu-lagu digolongkan dalam teks lisan sebagai
bagian kebudayaan lisan dan dapat dijadikan sebagai sumber untuk penulisan
sejarah (historiografi) setelah dibandingkan dengan sumber-sumber lain yang
sezaman.
Terdapat
sejarah di dalamnya yaitu berupa ingatan kolektif yang tersimpan dalam ingatan
manusia yang diwariskan secara turun temurun melalui tradisi lisan.
a. Folklor
Folklor
adalah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang tersebar atau diwariskan secara
turun temurun.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Folklor adalah adat istiadat tradisional dan
cerita rakyat yang diwariskan secara turun temurun, tetapi tidak dibukukan.
Ciri-ciri
folklor:
·
Folkor diciptakan,
disebarkan, dan diwariskan secara lisan (dari mulut ke mulut) dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
·
Folklor bersifat tradisional, tersebar di
wilayah (daerah tertentu) dalam bentuk relatif tetap, disebarkan diantara
kelompok tertentu dalam waktu yang cukup lama(paling sedikit 2 generasi).
v
Folklor menjadi milik bersama dari kelompok tertentu, karena pencipta
pertamanya sudah tidak diketahui sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan
merasa memilikinya (tidak diketahui penciptanya)
v
Folklor mempunyai kegunaan dalam kehidupan bersama. Diantaranya sebagai alat
pendidik, pelipur lara, protes sosial, dan proyeksi keinginan yang terpendam.
v
Folklor terdiri atas banyak versi
v
Mengandung pesan moral
v
Mempunyai bentuk/berpola
v
Bersifat pralogis
v
Lugu, polos
Menurut
Jan Harold Brunvard, ahli folklor dari Amerika Serikat, folklor dapat
digolongkan ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tipenya, yaitu:
1) Folklor
Lisan
Merupakan
folkor yang bentuknya murni lisan, yaitu diciptakan, disebarluaskan, dan
diwariskan secara lisan.
Folkor
jenis ini terlihat pada:
(a) Bahasa
rakyat adalah bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi diantara
rakyat dalam suatu masyarakat atau bahasa yang dijadikan sebagai sarana
pergaulan dalam hidup sehari-hari. Seperti: logat,dialek, kosa kata bahasanya,
julukan.
(b) Ungkapan
tradisional adalah kelimat pendek yang disarikan dari pengalaman yang
panjang. Peribahasa biasanya mengandung kebenaran dan kebijaksanaan. Seperti,
peribahasa, pepatah.
(c) Pertanyaan
tradisional (teka-teki)
Menurut
Alan Dundes, teka-teki adalah ungkapan lisan tradisional yang mengandung satu
atau lebih unsur pelukisan, dan jawabannya harus diterka.
(d) Puisi
rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah memiliki bentuk tertentu.
Fungsinya sebagai alat kendali sosial, untuk hiburan, untuk memulai suatu
permainan, mengganggu orang lain. Seperti: pantun, syair, sajak.
(e) Cerita
prosa rakyat, merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun
(dari mulut ke mulut) di dalam masyarakat.Seperti: mite, legenda, dongeng.
(f) Nyanyian
rakyat, adalah sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan
melalui nyanyian atau tembang-tembang tradisional. Berfungsi rekreatif, yaitu
mengusir kebosanan hidup sehari-hari maupun untuk menghindari dari kesukaran
hidup sehingga dapat manjadi semacam pelipur lara. Seperti: lagu-lagu dari
berbagai daerah.
2) Folklor
Sebagian Lisan
Merupakan
folklor yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan bukan lisan. Folklor
ini dikenal juga sebagai fakta sosial. Yang termasuk dalam folklor sebagian
lisan, adalah:
(a) Kepercayaan
rakyat (takhyul), kepercayaan ini sering dianggap tidak berdasarkan logika
karena tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan
dan praktek (kebiasaan). Diwariskan melalui media tutur kata.
(b) Permainan
rakyat, disebarkan melalui tradisi lisan dan banyak disebarkan tanpa bantuan
orang dewasa.
(c) Teater
rakyat
(d) Tari
Rakyat
(e) Pesta
Rakyat
(f) Upacara
Adat yang berkembang di masyarakat didasarkan oleh adanya keyakinan agama
ataupun kepercayaan masyarakat setempat. Upacara adat biasanya dilakukan
sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap
memberikan perlindungan dan kesejahteraan kepada mereka.
3) Folklor
Bukan Lisan
Merupakan
folklor yang bentuknya bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara
lisan. Biasanya meninggalkan bentuk materiil(artefak). Yang termasuk dalam
folklor bukan lisan:
(a) Arsitektur
rakyat (prasasti, bangunan-banguna suci)
Arsitektur
merupakan sebuah seni atau ilmu merancang bangunan.
(b)
Kerajinan tangan rakyat
Awalnya
dibuat hanya sekedar untuk mengisi waktu senggang dan untuk kebutuhan rumah
tangga.
(c)
Pakaian/perhiasan tradisional yang khas dari masing-masing daerah
(d)
Obat-obatan tradisional (kunyit dan jahe sebagai obat masuk angin)
(e)
Masakan dan minuman tradisional
b. Mitologi
Mite
(myth)
berarti
cerita yang memiliki latar belakang sejarah, dipercayai oleh masyarakat sebagai
cerita yang benar-benar terjadi, dianggap suci, banyak mengandung hal-hal gaib,
dan umumnya ditokohi oleh dewa atau setengah dewa.
Mitologi
adalah
ilmu tentang kesusastraan yang menagndung konsep tentang dongeng suci,
kehidupan para dewa, dan makhluk halus dalam suatu kebudayaan.
Peristiwanya terjadi
di dunia lain, atau di dunia yang bukan dunia seperti yang kita kenal sekarang,
dan terjadi pada masa lampau yang lama.
Cerita
yang dimilki setiap suku bangsa di indonesia biasanya terkait dengan sejarah
kehidupan masyarakat di suatu daerah, seperti awal mula masyarakat menempati
suatu daerah. Kisah tentang terjadinya alam semesta, dunia, manusia pertama,
terjadinya maut, bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan gejala alam serta
petualangan para dewa, kisah percintaan, hubungan kekerabatan, kisah perang
mereka, dunia dewata, makanan pokok.
Cerita-cerita
yang terkandung dalam mite bukanlah sejarah tetapi didalamnya terdapat
unsur-unsur sejarahnya.
Contoh
mite:
Dewi
Sri dari Jawa Tengah dan Bali
Nyai
Pohaci dari Jawa Barat
Nyai
Roro Kidul Laut Selatan dari Yogyakarta
Mado-Mado
(lowalangi) dari Nias
Wahadi
dari Timor.
c. Legenda
Legenda
adalah prosa rakyat yang dianggap oleh yang punya cerita sebagai suatu kejadian
yang sungguh-sungguh pernah terjadi.
· Legenda
bersifat sekuler (keduniawian) terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan
bertempat di dunia seperti yang kita kenal sekarang.
· Legenda
ditokohi oleh manusia, meskipun ada kalanya mempunyai sifat luar biasa, dan
seringkali dibantu mahkluk-mahkluk gaib.
· Legenda
sering dianggap sebagai “sejarah” kolektif (folk history). Meskipun dianggap
sebagai sejarah tetapi kisahnya tidak tertulis maka legenda dapat mengalami
distorsi sehingga seringkali dapat jauh berbeda dengan kisah aslinya.
· Untuk
menjadikan legenda sebagai sumber sejarah maka harus menghilangkan
bagian-bagian yang menagndung sifat-sifat folklor, seperti bersifat pralogis
(tidak termasuk dalam logika) dan rumus-rumus tradisi.
· Legenda
diwariskan secara turun temurun, biasanya berisi petuah atau petunjuk mengenai
yang benar dan yang salah. Dalam legenda dimunculkan pula berbagai sifat dan
karakter manusia dalam menjalani kehidupannya yaitu sifat yang baik dan yang
buruk, sifat yang benar dan yang salah untuk selanjutnya dijadikan pedoman bagi
generasi selanjutnya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cara
masyarakat pra Aksara mewariskan budayanya ialah:
1. Melalui
Keluarga
2. Melalui
Masyarakat
Jejak-jejak
masyarakat sebelum mengenal tulisan :
1. Folklore
2. Mitologi
3. Legenda
4. Dongeng
5. Lagu-lagu
Daerah
6. Upacara
DAFTAR
PUSTAKA
-
http://software-comput.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar